Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Zona Navigasi Kelas II Semarang menginisiasi desain baru/redesain pelampung pijar dengan desain yang lebih efisien dan efektif serta biaya produksi yang lebih rendah.
Hal tersebut merupakan bentuk upaya melaksanakan tugas dan fungsi pelayaran untuk mewujudkan keselamatan dan keamanan kapal di perairan Indonesia.
Perancangan ulang pelampung ringan tersebut dimulai hari ini (9/9) dengan rangkaian acara Simposium Navigasi yang diadakan di Navigasi Kecamatan Kelas II Semarang di Hotel Patra Semarang, Jawa Tengah.
Seminar ini digagas oleh Direktur Angkutan Laut Arif Toha, karena pelaksanaan fungsi navigasi memegang peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan keselamatan dan keamanan kapal di perairan Indonesia.
Oleh karena itu, kegiatan navigasi, termasuk yang terkait dengan fasilitas penunjang navigasi (SBNP), komunikasi maritim (Telkompel), jalur air, arus dan lintas, harus dilakukan secara tepat dan memenuhi peraturan nasional dan internasional untuk mewujudkan keselamatan dan keamanan kapal.
Untuk itu, selain meningkatkan sumber daya manusia, tak kalah pentingnya para pelaku di bidang navigasi terus meningkatkan kreativitas dan mengembangkan inovasi untuk meningkatkan kapasitas dan kredibilitas bidang SBNP.
“Seperti Area Navigasi Kelas II Semarang yang mulai mendesain ulang glow buoys hari ini dengan desain yang lebih efisien dan efektif serta manufaktur yang lebih ekonomis, kami mengapresiasi inovasi yang dilakukan dalam upaya peningkatan keselamatan kapal,” kata Jenderal. Manajer Arief.
Menurut Sekjen Aref, hal ini juga sejalan dengan simposium pelayaran hari ini, “Pelayaran inovatif untuk mewujudkan jiwa baik Direktur Angkutan Laut”.
Ia mengatakan, tema tersebut mengusung pesona dan harapan akan terus meningkatkan kreativitas inovasi untuk mengembangkan teknologi kelautan untuk mencapai keselamatan navigasi di seluruh domain navigasi.
Sekjen Arif berharap, simposium navigasi hari ini menjadi ajang tukar menukar informasi dan pengetahuan tentang perkembangan navigasi di Indonesia dengan mengundang pakar dari masing-masing bidang.
“Saya juga berharap, tergantung topik yang diangkat, semua orang yang hadir di sini lebih termotivasi dan memaknai tugas dan peran kita sesuai dengan service value atau nilai pelayanan Dirjen Pelayaran, yakni semangat tuan rumah atau ‘pelayanan’. mengharapkan. ‘Spirit’ berarti bahwa personel pengiriman siap untuk setia melakukan semua tugas dan layanan.
Hengki Angkasawan, Direktur Navigasi, Hengki Angkasawan yang hadir memberikan keynote mengucapkan terima kasih kepada Navigasi Kelas II wilayah Semarang yang telah menjadi tuan rumah Simposium Navigasi, General Manager Arif. Ia juga berharap kerjasama antara pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam hal informasi dan pengetahuan tentang keselamatan kapal terus ditingkatkan.
“Navigasi adalah pedoman untuk menjalankan misi dan fungsi dengan pelayanan terbaik kepada masyarakat, dan metode harus terus ditingkatkan agar pengguna lalu lintas laut dapat menggunakan rute yang aman dan nyaman di bawah bimbingan fasilitas pendukung rute yang andal. , pengawasan fasilitas transportasi laut. Komunikasi kargo laut. Kesiapan kapal navigasi bangsa, serta kondisi optimal, selalu mendukung terjaganya kehandalan.”
Menurut Hengki, pelaksanaan tugas dan fungsi domain navigasi yang mendukung keselamatan, keamanan, dan keandalan di bidang SBNP semakin sulit karena keterbatasan anggaran, sehingga membutuhkan inovasi domain navigasi.
Hengkee mengatakan, “Kami berharap prestasi di Kabupaten Navigasi Kelas II Semarang menjadi katalisator bagi wilayah navigasi lainnya, sehingga kualitas pelayanan navigasi dapat merata di seluruh Indonesia dan memiliki tingkat dan integritas yang tinggi.”
Hengki juga berharap seluruh wilayah navigasi di Indonesia tetap menerapkan semangat keramahan dalam memberikan layanan navigasi. 5S atau konsep senyum, sapa, sapa, sopan santun, dan sopan santun harus selalu diterapkan secara konsisten.
Menurutnya, inilah modal utama transportasi ASN sebagai layanan publik yang menjawab tuntutan masyarakat akan lima bentuk transportasi: pelayanan yang tertib, tertib, tepat waktu, bersih dan nyaman. .
Sementara itu, Diane Nordiana, Kepala Zona Navigasi Kelas II, mengatakan pengembangan inovasi redesain beacon buoy ini merupakan salah satu upaya peningkatan SDM dan infrastruktur navigasi di Distrik Navigasi.
Ia menambahkan, pengembangan inovasi ini didorong dengan mengutamakan perbaikan dan efisiensi penggunaan anggaran.
Mengenai desain ulang pelampung, Dayan menjelaskan bahwa desain pelampung mercusuar saat ini memiliki banyak kendala seperti kesulitan mengangkat saat perawatan, bentuknya yang dapat merusak dek, dan ketidaknyamanan pekerja di bengkel. proses pemeliharaan.
“Kawasan Navigasi Kelas II Desain ulang pelampung suar inovatif Semarang memiliki bodi pelampung berdiameter lebih kecil yaitu 2,2m dibandingkan dengan pelampung suar saat ini dengan diameter 2,6m. Ketebalan pelat juga lebih tipis 8. Tebal konvensional 10mm Dibandingkan dengan , itu dirancang dengan ketebalan 1mm, sehingga memungkinkan untuk meningkatkan jumlah bahan baku yang digunakan dan meningkatkan efisiensi biaya.”
Selain itu, desain pelampung Beacon yang dikembangkan oleh Zona Navigasi Kelas II tidak memiliki pin dan didesain lebih kompak, sehingga dapat dengan mudah diangkat tanpa risiko kerusakan pada dek, sehingga memudahkan perawatan.
Selain itu, desain baru ini memberikan penyeimbang yang lebih baik karena profil yang lebih tinggi dan lebih tipis yang berfokus pada pusat gravitasi sekaligus lebih hemat biaya dalam hal bahan baku.
“Perancangan glow buoy ini dilakukan secara teknis dengan mengacu pada petunjuk teknis pengembangan struktur produk, dan bengkel Navigasi Kelas II Semarang secara mandiri melaksanakan siklus pengembangan produk meliputi desain, manufaktur, pengujian dan finishing, yang telah dikonfirmasi di Republik Korea. Itu mungkin. kantor Indonesia. Kantor klasifikasi Indonesia cabang Semarang,” jelas Dian.
Dayan menegaskan, pihaknya akan terus mengembangkan inovasi dalam upaya meningkatkan kinerja untuk menghasilkan produk-produk inovatif yang berkualitas dengan sistem kerja yang lebih optimal dan produktif.
Untuk itu, ia meminta dukungan dan sinergi yang lebih baik dengan perguruan tinggi di bidang penelitian dan pengembangan teknologi kelautan, khususnya dengan instansi terkait di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, dalam hal ini Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Kelautan dan Perikanan. civitas akademika perguruan tinggi. mengangkut.
Sebagai referensi, simposium pelayaran ini dilakukan secara hybrid dan dihadiri oleh distrik navigasi dari seluruh Indonesia, UPT Administrasi Perhubungan Laut Jawa Tengah, organisasi/lembaga terkait, BUMN, asosiasi dan akademisi.
Pembicara yang dihadirkan antara lain praktisi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan akademisi dari Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS). Saat itu, dengan motto berlayar Kala Jivam Asti yang berarti waktu adalah jiwa, Navigasi Mars yang didirikan untuk membangkitkan semangat semua navigator untuk bekerja lebih profesional dan setia juga digelar. (*)