Hasil IESF 2022 Mobile Legends: Indonesia Tepi Kamboja 2-1

Indonesia dan Kamboja berjuang keras untuk mendapatkan tempat di Grand Final IESF 2022.

Timnas (timnas) Garuda yang didukung Dreams, Hijumee, Saykots, Branz dan Tazz mengalahkan Kamboja 2-1.

Namun, tim merah putih kebingungan saat menyaksikan para pemain e-sports Kamboja bermain.

Dilansir dari rootsindonesia.id Tim Kamboja yang terdiri dari Tyyy, Deja, Boom, Opiiiiii, dan Lutu memulai permainan dengan panas, nyaris tidak mendapatkan pembunuhan pertama mereka.

Titik pembunuhan pertama dicuri oleh tim Kamboja, tetapi Tazz dan yang lainnya merespons dengan mengalahkan dua pemain dan mengamankan kura-kura tersebut.

Deja dan Tye dari tim Kamboja juga mencoba memasang jebakan, namun terbalik dan keduanya kalah dari pemain Indonesia.

Merah Putih mendominasi permainan, namun Tim Kamboja mampu membalikkan keadaan.

Mulai menit ke-10 babak kedua, Deja dkk cukup aktif mengungguli gaya bermain para pemain Indonesia.

Tak bergerak, Indonesia harus merelakan Ronde 1 Divisi Mobile Legends IESF 2022 World Electronic Sports Championship hari ini kepada Kamboja.

Timnas Indonesia langsung mengerahkan seluruh tenaga agar tidak mengulangi kesalahan babak pertama.

Ini mengejutkan para pemain Kamboja, dan mereka bekerja sangat keras untuk beradaptasi dengan gaya permainan lawan mereka.

Aktor kelahiran Indonesia yang menguasai setiap aspek Land of Dawn ini dengan cepat menyelesaikan permainan hanya dalam waktu 11 menit.

Di babak penentuan ini, kedua tim bertarung secara seimbang. Indonesia dan Kamboja tampaknya saling membaca gaya permainan masing-masing.

Kedua tim bertarung sengit, saling serang di kubu lawan.

Saykots menyamakan kedudukan di menit ke-20, membuka peluang kemenangan bagi Indonesia dengan melakukan pukulan-pukulan terpisah.

Sendirian, Seicotts berusaha menekan ke area base, menghancurkan turret lawan.

Menyadari hal tersebut terlambat, Kamboja harus mengakui kekalahan 2-1 dari timnas Indonesia.

Sementara itu, World eSports Championship kali ini mengadakan diskusi panel bertajuk ‘Women in Esports’ yang dibawakan oleh PB ESI sebagai sela-sela IESF World eSports Championship yang diadakan di Bali.

Esports menawarkan peluang yang sama bagi perempuan dan laki-laki untuk berkompetisi dalam undian, tetapi kurang dari 5% perempuan ingin memasuki industri ini seperti yang kami rangkum dari diswaykaltim.id.

Kurang dari 1% pemain yang berpartisipasi dalam turnamen adalah wanita. Mengapa ini terjadi?

Kurangnya representasi dan masyarakat inklusif, serta praktik diskriminatif yang meluas, secara sadar atau tidak, disebutkan sebagai penghalang utama.

Debora Immanuella, Communications & Public Relations Special Officer dan SVP Community UniPin PB ESI, memperjuangkan etos kesetaraan dan inklusivitas gender untuk menjadi pilar utama ekosistem esports.

Tentunya untuk menciptakan rasa aman dan nyaman agar lebih banyak pemain atau pemain wanita yang dapat berpartisipasi.

“Konsep kesetaraan gender adalah mengakui kebutuhan dan kemampuan atlet wanita yang berbeda dengan pria.”

Sampai saat ini, ketidaksetaraan gender dan dukungan masyarakat untuk langkah-langkah suboptimal adalah masalah utama yang menghalangi lebih banyak perempuan untuk mencapai potensi mereka dalam esports.

“Ini adalah momen untuk mengingatkan para wanita bahwa kita dapat saling mendukung, melindungi, dan menginspirasi,” kata Deborah.

Turnamen UniPin Ladies Series dan Mobile Legends, PUBG Mobile, Free Fire dan Valorant wanita adalah salah satu cara untuk menggaet lebih banyak wanita esports di Indonesia.

Tidak hanya itu, kewarasan masyarakat terhadap praktik-praktik seperti diskriminasi dan pelecehan, baik secara lisan maupun dengan maksud “bercanda”, menjadi kunci untuk menumbuhkan suasana aman dan nyaman ini.

Mantan atlet profesional Audrey FF berbagi pengalamannya menjadi sasaran bullying yang memengaruhi kesehatan mentalnya dan memaksanya menjalani sesi terapi dan terapi.

“Selain komponen kesengajaan, banyak orang tidak menyadari bahwa tindakan mereka menyakiti orang lain karena nilai batin mereka,” kata Audrey.

Karena itu, Audrey berharap ada kesadaran dan edukasi yang lebih luas sehingga lebih banyak orang yang sadar akan jenis perilaku toxic ini.

Sesi Women in Esports diakhiri dengan Debora dan Audrey yang mengajak para wanita untuk bekerja keras dan menjadi yang terbaik di bidang pilihan mereka.

“Sebagai profesional industri, gamer, aktor, influencer, atau duta merek, inilah saatnya membuktikan kepada dunia bahwa wanita juga hebat. Yang penting kita melakukannya bersama,” pungkas Deborah.

Bagikan:

Tags

Related Post

Unibrah